Rabu, 23 September 2009
Selasa, 22 September 2009
Minggu, 06 September 2009
Kamis, 03 September 2009
LIFE
Mengapa ada kepedihan, penderitaan dan kemalangan? Kenapa ada kezhaliman, kedengkian dan ketakutan? Mengapa ada sesuatu yang menyakitkan? Keterasingan, kesendirian, kedukaan dan kemurungan serta kesedihan atas orang yang meninggal dunia menorehkan perasaan menyakitkan. Tetapi mengapa hidup sampai menyakitkan seperti ini? Mengapa orang-orang yang suka berderma dan hidup mulia malah disiksa. Orang-orang baik dan tulus disiksa sedangkan banyak orang yang egois dibiarkan hidup bersuka cita. Rasa sakit adalah harga yang dibayarkan orang terhormat yang peka berinteraksi dengan sekitarnya. Semakin sempurna kedermawanan seseorang dan semakin tumbuh kesadaran insaninya, semakin bertambah rasa sakitnya. Tidakkah kita tahu bahwa di kedalaman cinta ada kenikmatan dan yang menyakitkan. Rasa sakit menunjukkan kedalaman, luas dan cakupan kehidupan juga kekayaan dan kemanusiaannya.
Bagaiman kita memandang orang lain, ia akan memandang kita seperti itu. Bagaimana kita menghukumi mereka, meraka aakn menghukumi kita demikian. Dan bagaimana kita berbicara dengan mereka begitulah mereka akan berbicara kepada kita, lembut atau kasar. Jadi perilaku dan pikiran kita itulah yang memantik hati orang lain terhadap kita. Bagaiman mungkin seseorang berambisi ingin dihormati dan banyak teman kalau punya akhlak egois, sombong, dengki, cemburu dan sedikit kawan? Selain itu tidak bisa bersahabat dan tidak bisa saling memahami orang lain. Maksudnya tidak bisa menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang lain (tentunya perilaku yang baik). Bahkan ia tidak memiliki kelembutan dan toleransi yang memudahkannya bergabung dengan keluarga, kelompok dan masyarakat. Tidaklah mungkin seseorang mewujudkan kesuksesan spiritual dan material sedangkan ia termarjinalkan dari umat manusia. Yang menyokong keberhsailn seseorang adalah:
- Menerima kondisi hidupnya dengan senyum dan kerelaan hati bukan dengan kebencian dan kemuram durjaan
- Selalu berbuat dan membangun setelah gagal, kendati harus memulai dari sesuatu yang kecil
- Selalu mengerahkan tenaga dan menyelesaikan pekerjaan dengan semangat bukan semata ketika mengejar hadiah atau ditekan hukuman
- Tidak membuang-buang waktu untuk impian kosong, harapan yang jauh panggang dari api dan perbuatan yang sia-sia, tetapi pergunakan tenaga dan waktu untuk berbuat sesuatu yang menghasilkan
- Mengenal dengan baik keahlian dan segala kemungkinan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia
- Berbuat baik kepada manusia dan memegang teguh janjinya
- Fokus pada apa yang ada saat ini karena perbuatan sekarang merupakan kunci masa depan